Indonesia sekarang ini terjebak dalam kesalahan umum di mana hasil akhir menjadi segala-galanya. Hasil akhir lebih dihargai dibandingkan usaha keras. Lihat saja kompetisi yang terjadi dari anak usia SD hingga perguruan tinggi untuk mendapatkan nilai kelulusan yang tinggi. Guru, orang tua maupun masyarakat umum selalu menekan anak untuk mendapatkan nilai kelulusan yang tinggi, sehingga mereka pun menghalalkan segala cara. Kita baca di koran polisi menangkap para guru karena berlaku curang dalam ujian nasional, sementara di tempat lain orang tua membeli soal ujian, siswa menyontek dan lain sebagainya.
Pola pengasuhan seperti ini, yang pada akhirnya sangat berperan besar dalam pembentukan karakter anak- anak dalam perkembangannya. Oleh karenanya, kita sebagai orang tua sangatlah perlu memberi kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk mengembangkan semua potensinya adalah satu prinsip dasar dari satu pola pengasuhan yang sangat baik bagi pembentukan karakter anak. Orang tua, asisten, atau pun orang yang lebih dewasa jangan mengambil alih tanggung jawab anak.
Sebagai contoh, beri kesempatan pada anak untuk belajar makan secara benar dengan tangannya sendiri sejak dia mampu memegang sendok. Jangan diambil alih hanya karena alasan akan mengotori lantai,meja atau yg lainnya. Atau beri kesempatan pada anak untuk menghadapi dunia sekolah pertama kali tanpa banyak intervensi dari pengasuh maupun orang tua. Memberi rasa aman pada anak memang penting jika diberikan pada saat yang tepat. Tetapi menunggui anak selama dia belajar di sekolah adalah pemberian rasa aman yang tidak perlu. Momen ini adalah momen penting bagi anak untuk bersosialisasi menurut dunia mereka,belajar menyelesaikan masalah mereka sendiri,dan belajar untuk menghadapi dunia di luar rumah tanpa bantuan langsung orang-orang di sekitarnya.
Pengalaman anak merasa mampu menghadapi & menyelesaikan persoalan dengan kemampuannya sendiri akan menumbuhkan kepercayaan diri mereka. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya membatasi diri dan hanya sebagai partner diskusi yang membantu anak menemukan berbagai kemungkinan solusi. Orang tua kadang harus berteguh hati membiarkan anak mengalami rasa sakit, menderita, dan rasa tertekan dalam isi dan porsi yang tepat, karena hal itu akan sangat baik untuk perkembangan mental anak.
Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang siap menghadapi tantangan hidup dan tidak mudah menyerah. Hargai anak bukan dari hasil akhirnya melainkan dari proses perjuangannya. Anak perlu diberi pembelajaran (dan juga orang tua perlu belajar dan mencoba untuk lebih mengerti apa yg diinginkan oleh anak) untuk bisa menikmati dan menghargai proses, meskipun proses seringkali tidak nyaman.
Pola pengasuhan seperti ini, yang pada akhirnya sangat berperan besar dalam pembentukan karakter anak- anak dalam perkembangannya. Oleh karenanya, kita sebagai orang tua sangatlah perlu memberi kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk mengembangkan semua potensinya adalah satu prinsip dasar dari satu pola pengasuhan yang sangat baik bagi pembentukan karakter anak. Orang tua, asisten, atau pun orang yang lebih dewasa jangan mengambil alih tanggung jawab anak.
Sebagai contoh, beri kesempatan pada anak untuk belajar makan secara benar dengan tangannya sendiri sejak dia mampu memegang sendok. Jangan diambil alih hanya karena alasan akan mengotori lantai,meja atau yg lainnya. Atau beri kesempatan pada anak untuk menghadapi dunia sekolah pertama kali tanpa banyak intervensi dari pengasuh maupun orang tua. Memberi rasa aman pada anak memang penting jika diberikan pada saat yang tepat. Tetapi menunggui anak selama dia belajar di sekolah adalah pemberian rasa aman yang tidak perlu. Momen ini adalah momen penting bagi anak untuk bersosialisasi menurut dunia mereka,belajar menyelesaikan masalah mereka sendiri,dan belajar untuk menghadapi dunia di luar rumah tanpa bantuan langsung orang-orang di sekitarnya.
Pengalaman anak merasa mampu menghadapi & menyelesaikan persoalan dengan kemampuannya sendiri akan menumbuhkan kepercayaan diri mereka. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya membatasi diri dan hanya sebagai partner diskusi yang membantu anak menemukan berbagai kemungkinan solusi. Orang tua kadang harus berteguh hati membiarkan anak mengalami rasa sakit, menderita, dan rasa tertekan dalam isi dan porsi yang tepat, karena hal itu akan sangat baik untuk perkembangan mental anak.
Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang siap menghadapi tantangan hidup dan tidak mudah menyerah. Hargai anak bukan dari hasil akhirnya melainkan dari proses perjuangannya. Anak perlu diberi pembelajaran (dan juga orang tua perlu belajar dan mencoba untuk lebih mengerti apa yg diinginkan oleh anak) untuk bisa menikmati dan menghargai proses, meskipun proses seringkali tidak nyaman.